Cinta,
siapa yang bisa tahu dan menebak kapan datangnya rasa itu.
Kali
ini aku takut akan datangnya rasa cinta karena aku tau siapa yang saat ini
mulai aku cintai perlahan. Ada perbedaan terkait keyakinan kami. Aku khawatir jika aku memutuskan untuk melangkah lebih jauh,
maka aku akan terjebak dalam masalah yang rumit antara perasaan dan kepercayaan
kita masing-masing. Memang, ada beberapa teman yang menjalani kisah cinta
seperti ini, hubungan mereka biasa, normal, sewajarnya anak muda yang sedang
berpacaran. Tapi terkadang aku juga mikir, jika mereka sudah benar-benar saling
mencintai dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, lalu bagaimana
solusinya? Haruskah salah satu di antara mereka mengubah keyakinan mereka? Aku pikir
ini kurang fair. Karena keyakinan adalah hak dari masing-masing manusia bukan
karena tuntutan permasalahan yang sedang di hadapi.
Salah
satu temanku yang mempunyai kisah seperti ini, sebut saja UL, dia ( Islam ) sudah
sejak SMP menjalin hubungan dengan pacarnya ( Katolik )sampai sekarang di
bangku kuliah. Aku sempat terkagum akan kelanggengan mereka berdua dalam
menjalin kisah asmara di atas perbedaan keyakinan. Suatu hari aku pernah
bertanya kepada UL, “UL, pacaran beda agama sih gimana?enak tidak?orangtuamu
bagaimana , apakah mereka tahu dan merestui kalian? Lalu kalau lagi jalan
apakah pernah kalian share tentang agama kalian masing-masing?” tanyaku saat
itu yang kepo :D .
“Ya
biasa kaya pacaran biasa kok An, malah kita jadi lebih bisa menghormati dan
menghargai perbedaan itu, misalnya pas dia rayain natal, aku ucapin dan ikut
gabung di lingkup keluarganya sekedar untuk makan bareng, demikian pula sama
dia, pas lagi lebaran dia pun ngucapin dan blg mhn maaf lahir dan batin sama
aku dan keluarga, dia juga ikut gabung makan bareng sama keluargaku. Masalah
orangtua merestui atau tidaknya, mereka merestui aja karena kita masih sebatas
pacaran, tapi entah lah aku juga tidak tahu bagaimana nanti kalau kita pengen
nikah, aku juga bingung An mau dibawa kemana hubungan ini, tapi ya aku jalani aja
karena aku sayang banget sama dia, besok juga pasti dibukakan jalan-Nya. Pikir belakang
An,hehe. Kalo jalan, kita jarang kok share tentang agama kita, ya paling pacarku
Cuma nanya udah sholat blm gt. “ jawab UL sambil senyum-senyum.
Di
benakku saat itu, loh emang boleh ya ikutan rayain gitu? Soalnya seingetku pas
aku belajar agama gak boleh kaya gitu, paling tidak cukup ucapin aja, dan
karena aku pernah liat film cinta terkait perbedaan agama, yang saat itu
intinya cinta beda agama mengkhianati Tuhannya, aku jadi ngeri kalau-kalau
sampai aku ngalamin hal yang serupa sama UL, tapi kenyataannya memang sekarang
aku mengalaminya, walaupun aku belum benar-benar memutuskannya untuk melangkah atau
tidak, namun aku sangat dilema terkait ini, so aku memutuskan untuk mencari
sumber-sumber bacaan yang banyak terlebih dulu, akan aku pelajari sebelum aku
memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya. Maaf, karena aku membuatmu
menunggu.
Cinta,
haruskah ter-diskriminasi karena perbedaan agama?
Iya,
memang kenyataanya seperti itu di Indonesia. Cinta itu seharusnya hubungan
antara satu dengan satu yang lainnya, bukan satu dengan banyak yang lainnya
kan? Tapi di Indonesia berlaku kalau cinta itu hubungan satu dengan banyak yang
lainnya, maksudnya dalam cinta ada campur tangan orang lain atau aturan-aturan.
Sebenarnya, aku mulai berpikiran seperti ini sejak aku mengalami sendiri jatuh
cinta dengan sesosok pria yang berbeda agama, dan saat aku merasakan ada rasa
yang lebih untuknya, aku mulai membaca artikel-artikel tentang opini cinta beda
agama dan pengertian cinta itu sendiri. Sebelumnya aku memang berpikir bahwa
cinta beda agama itu tidak boleh karena mengkhianati Tuhan. Tapi setelah aku
membaca, aku jadi berpikir lebih obyektif ( ya gitu deh manfaatnnya membaca,
mengubah pikiran/mindset :p hehe ). Sulit untuk menyatukan cinta beda agama di
negaraku, karena hal ini di atur dalam Undang-undang serta dalam agama pun
melarangnya. Oke, stop, kayaknya ini terlalu berat T__T . Gini aja mikirnya,
ini kan baru pacaran belum nikah, ga ada aturan UU-nya, ga bakal ditilang ato
di tangkep polisi kok (haha). Kalo soal dosa ato tidaknya aku ga tau, karena
belum nemu ayat yang menuturkan adanya larangan pacaran beda agama, tapi kalo
pacaran emang dilarang. Tapi………mana ada sih jaman sekarang anak muda gak
pacaran -___- . Okeee,, Let’s make it
simple aja ya, berperan sebagai anak muda yang normal seperti wajarnya.
Semua
berawal dari ocehan-ocehan temen-temen kampus yang terlalu bocor dan girang
banget kalo liat temennya jadi bahan obrolan (unek-unekan). Dari semester 1 sampai semester 3 selalu saja aku
yang kena gossip deket sama cowok. Semester 1 aku bisa control perasaan karena
memang masih cinta banget dan ngarepin mantan balikan lagi ( ehhhh :p ),
lagipula saat itu aku hanya menganggap sebuah lelucon yang bisa bikin
temen-temenku ketawa. Emang sih sempet deket, tapi….. ya biasa kayaknya Cuma dideketin
doing mau di PHP-in gitu deh, hahaha. Tapi di semester 3 , ternyata aku gak
bisa control perasaan dan terbawa ocehan mereka. Aku tidak pernah menyangka dan
membayangkan akan berada di posisi seperti ini sebelumnya, aku terpojok akan
perasaanku sendiri, aku bingung, aku dilemma, aku gatau harus berbuat apa, aku
hanya bisa diam memendamnya walaupun mungkin akan Nampak dalam tingkah dan
perbuatanku.
Entah
tepatnya kapan aku bisa mengenalnya, tapi yang jelas aku cukup sering melihatnya
dan tau dia sejak semester 1, tapi tak pernah berkomunikasi karena memang saat
itu posisi masih jadi mahasiswa baru dan beda kelas pula. Biasa aja sih liat
dia, saat itu lho, sekarang sih udah beda, malahan kangen kalo belum liat dia
senyum sama aku,hahahaha. Sepertinya kalau tidak salah aku mulai benar-benar
mengenal dia, maksudnya udah ngobrol langsung sama dia itu waktu semester 2,
waktu maen bareng temen-temen ke pantai Ngrenehan dan Ngobaran GunungKidul.
Tapi gatau juga kenapa dia bisa ikut, masalahnya yang ngadain anak kelasku. Ya
pokoknya gitu deh awalnya mulai jadi gossip baru lagi aku deket sama cowok.
Lamaaaa
banget aku denger gossip kalo dianya suka aku ( ciee GR, padahal gatau bener
apa gak, anggep aja bener,wong sampe mencuat gossip kaya gt,haha), tapi aku Cuma
nganggap biasa saat itu masalahnya aku juga udah pernah dapet gossip kaya
beginian, paling-paling juga Cuma buat sensasi, tapi ya udah wajarlah kalo
cewek manis dan humble banyak disukai itu :p wahahaha dasar aku ini gak pernah
ilang PD bangetnya banggain diri, Hah ! Nah, lambat laun gak tau kenapa bisa di
semester 3 KRS kita banyak jadwal yang sama dan saat itulah gejolak asmara dimulai
( gejolak asmara? Bahasanya lebay :D ).
Awalnya
semua dapat terkondisikan, masalah perasaan walaupun kami sering satu kelas,
tapi oh ternyata, ocehan temenku menjadi semakin addict dan membuatku
benar-benar luluh dan termakan omongan itu, mungkin demikian pula dengannya,
tapi aku tak pernah tau apa perasaan dia saat kami menjadi bahan ocehan mereka.
Dimulai
dari seringnya kita sms-an, tiap hari ketemu, satu kelompok, tiap hari
nongkrong bareng di kantin mbak Parmi ( samping kampus tercinta ), dan karena lama-lama
sms-an kita yang suka panggil “sayang”, dan kadang suka berbagi cerita yang
meminta saran dan pendapat , dan terakhir karena kami menghadiri seminar bareng
ber-2 di UNY saat itu, akhirnya aku pun ga bisa control dan mengkondisikan
perasaan ini, dan parahnya aku membiarkannya tumbuh hari demi hari, dan inilah
yang terjaadi, Love Different Religion.
Sebelas
Desember 2013 ( 11-12-13 ).
Dimana
dia mengajakku untuk membuat suatu hubungan, jadian,
Jangan
tanya soal bagaimana perasaan, bagaimana rasanya,
Yang
jelas hati dan perasaan mulai berkoneksi dan berkomunikasi,
Pikiran
mulai kisruh, tingkah jadi aneh, suka senyum-senyum sendiri,
Cinta,
bikin gila secara perlahan tanpa disadari,
Ya
begitulah… sensasi tersendiri jika mengalami keadaan yang namanya jatuh cinta,
fall in love
Aku
tanya dia, sebelumnya hanya ingin mengetahui apakah kode itu maksudnya sama
seperti yang aku pikirkan, ternyata benar saja, dari sms dia yang bilang, “eh
hari ini tanggalnya bagus lho” ….. aku langsung iseng aja jawab dan tanya aja
ke dia, “iya bagus, mau bikin peringatan?” ….. Tau-tau di balesnya langsung, “iya,
yuk jadian”. Kaget sama ketawa aku yang baca saat itu, “hah iki tenanan ‘manis’
( nama disamarkan :p ) ngajakin aku jadian, tapi sayang e mosok gur sms ra wani
ngomong langsung” kataku dalam bahasa Jawa, Indonesianya, “ hah ini beneran ‘manis’
ngajakin aku jadian, tapi sayangnya Cuma lewat sms ga berani ngomong langsung” .
Aku belum bisa menjawab saat itu,karena ku piker, hey ini kita udah jadi
mahasiswa bukan lagi anak sekolah, masa iya jadian lewat sms, kayaknya kurang
memperlihatkan kesungguhan, aku ingin dia bilang langsung, walaupun aku juga ga
tau bagaimana harus menjawabnya agar semua baik untuk kita berdua, tapi yang
jelas aku memang suka dia, khususnya karena senyumannya itu ;) , aku mulai
sayang dia, aku mulai sering merindukannya.
Sekarang,
jujur aku dilemma dalam mengambil keputusan dan menjawabnya, aku ingin bilang
iya kita jadian tapi aku gatau apa yang harus dilakukan jika keyakinan kami
berbeda, memang tak apa jika nantinya hubungan ini sebatas pacaran, tapi…. Aku tipe
orang yang ketika jatuh cinta, aku akan menyayanginya sepenuhnya dan begitu
addicted to him, tipe setia dan menginginkan hubungan itu nantinya akan dibawa
ke jenjang lebih lanjut. Kekhawatiranku disini, ketika aku ga bisa mengontrol
perasaanku, terlalu menyayanginya, terlalu menginginkannya, tp kemudian nanti akan terpisah karena perbedaan
keyakinan, aku ga bisa membayangkan betapa sakitnya. ( maklum sering sakit hati
T__T , berasa trauma ). Aku begitu memikirkannya.
Dari
hari ke hari kita semakin deket semenjak dia bilang itu ke aku, dan entah
kenapa aku juga jadi berasa ke pellet pengennya tiap hari ketemu dan bisa deket
sama dia, hehe. Seneng rasanya kalo bisa liat dia tiap hari tersenyum kepadaku,
duduk bareng, ngobrol2, kurang lebih begitu, hehe. Tau gak, berasa nostalgia ke
jaman SMA dulu, jatuh cinta lagi dengan temen 1 sekolah, sekarang sih kampus :D
. Jadi semangat banget kuliah, belajarnya, dandan cantik wangi keren rapi, ya
biar bisa mempesona tiap hari kalo ketemua dia, wkwkwkwk. Sensasi jatuh cinta,
syalalalatralalalala. Hihihihi.
Back
to the problem and what solution I have to do to solve the problem? I’m still
thinking it. Would you please give me solutions, please?
AKu
pun tidak ingin terlalu lama menggantungkannya, ya walaupun dia bilang apapun
jawabannya asal dia bisa deket sama aku, dia udah seneng. Tapi….. apakah ini
maksdunya hubungan tanpa status? Dan aku berarti tidak mempunyai hak cemburu? Sepertinya
akan menyakitkan jika seperti itu. Ku pikir.
Aku
biarkan rasa ini mengikuti apa yang aku rasakan
Tapi
aku tak tahu apakah ini benar adanya
Dan
apakah dosa mengikutinya
Tapi
aku hanya mengalami rasa cinta terhadap makhluk-Mu
Bukan
perbuatan yang hina di mata-Mu
Aku
menyanginya Tuhan,
aku
ingin menjaganya dan sekedar membuat dia bahagia,
serta
membuatnya mempunyai semangat hidup yang membara
Jika
ini salah, Tuhan ampunilah aku,
Dan
tunjukkan jalan mana yang benar.
Iya,
aku senang berada di dekatnya, jantungku nyata berdetak lebih cepat ketika
bertemu dengannya, seperti aku mengalami jatuh cinta kepada mantanku dulu yang
sangat aku sayangi, tapi kini tidak lagi. Dan dia bisa membuatku merasakannya
lagi. Terimakasih membuat hari-hariku kembali dipenuhi warna. Semoga dia sabar
untuk menunggu jawabnya, tapi setidaknya aku sudah memberitahunya isi hatiku.
Ku harap itu cukup jika aku tak mampu memutuskan pertanyaannya (11.12.13).
Namun jika dia telah lelah dan menemukan sesorang yang seagama dengannya, sebelum
aku bisa memutuskan jawaban apa untuk pertanyaannya, aku akan meng-ikhlaskan
dia mulai menjauh dariku. Ya, dan aku harap itu tidaklah menyakitkan untukku J.
Perbedaan
bukan menjadi pembatas kita untuk saling beradu argument siapa yang
benar/salah, siapa yang kuat/lemah, perbedaan bukan menjadi pembatas kita untuk
bersatu, perbedaan menjadikan kita pribadi saling menghargai dan menghormati, perbedaan
itu indah adanya karena kita akan dapat belajar lebih banyak hal. Tidak semua
hal berbeda, pasti di dalam perbedaan itu ada persamaan yang akan memberi kekuatan
satu sama lain untuk mempertahankan apa yang ke-2nya ingin capai.