Dia berlari padaku
ketika dia merasa sepi, bosan, dan sendiri. Dia menganggapku ada ketika dia
membutuhkan kehadiran dan kehangatan seorang teman. Dan entah yang dia cari aku
bersama cintaku ataukah hanya dia mencariku hanya untuk teman, bukan menemukan
cinta itu kembali. Tapi dia bilang kita kembali, tapi ternyata kita kembali
tidak seperti yang aku bayangkan, tidak bisa seperti dulu. Rasa ini makin
kacau, aku merasa dia menganggapku datang dengan datar . Aku tak merasa dia
sambut dengan cintanya. Karena yang kutemukan dia terlalu banyak diam. Tak
banyak kata cinta yang dulu sering terucap, sekarang kita hanya saling terdiam,
terpisahkan oleh jarak, berbeda pulau.
Aku belum mengerti apa
yang sedang dia imajinasikan, apa yang sedang dia bangun. Aku tak tahu apa yang
sedang dia cari dariku untuk saat ini, untuk waktu ini. Entah itu cinta,
sensasi, nafsu, teman, ataukah yang lain. Aku pun juga tak tahu akan kebenaran
hatinya, atau dia hanya bersembunyi
dalam palsu.
Tak pernah aku sadari
jika aku sebodoh ini, bertahan untuk dia, menunggu untuk dia, dan gilanya lagi
aku rela sakit hati hanya demi mempertahankan dia. Walaupun terlalu sering dia
menarik ulur hatiku. Aku tak pernah peduli berapa banyak lelaki yang coba
mendekatiku dan mencoba memberikan cintanya padaku, tapi hatiku selalu saja tak
mau berpindah darinya. Seolah-olah aku hanya ingin membuka hatiku untuknya. Aku
tak pernah mau meredupkan cahaya cintaku untuknya, tak pernah mau, sesering apa
pun dia menyakitiku, ya aku memang wanita bodoh! Tapi memang inilah perjuangan
untuk cintaku, perjuangan itu tak mudah dan tak secepat aku mengedipkan mata.
Perjuangan cintaku itu seperti seorang anak kecil yang meminta ice cream kepada
ibunya. Dia perlu mengungkapkannya, berusaha merayu untuk dibelikan ice cream
dan mungkin sampai menangis hanya untuk sebuah ice cream. Ya, itulah
perjuangan..perlu berusaha sekeras apapun walaupun banyak rintangan yang
membuat kita menangis atau terlelah. Karena perjuangan itu tak kan pernah mudah