Rabu, 14 Mei 2014

Semua tergantung bagaimana kamu menyikapi dan menikmati

13 Mei 2014



Aku berusaha tidak mengeluh setiap apa yang pernah aku alami terlalu berat untukku.
Aku yakin, tanpa mengeluh hidupku akan lebih baik dan perasaanku akan lebih ikhlas.
Aku tidak pernah membenci orang yang tak pernah menyakiti perasaaanku lebih dulu. Tapi jika seseorang memulai untuk menyakitiku, aku pun demikian.
Aku berusaha untuk kuat dari setiap orang yang tidak bisa mengenalku dengan baik, mereka hanya bisa menjudge-ku semau mereka.
Aku tidak pernah mau melihat orang-orang yang aku sayang mengetahui kesedihanku, aku hanya ingin mereka melihat kegembiraanku.
Aku tidak pernah mau merepotkan atupun bahkan menjadi beban kalian, karena aku bukanlah tanggungjawab kalian. Aku, tanggungjawab orang tuaku. Walau kini, aku pun tahu mereka tak cukup mampu lagi untuk benar-benar bertanggungjawab padaku. Tapi aku tak semena-mena menyalahkan mereka, karena aku pun tahu seperti apa keadaan ekonomi mereka, dan seperti apa maunya istri ayahku, ibu tiriku.
Aku berusaha untuk mencukupi kebutuhanku sendiri, lelah dan kerasnya pekerjaan pun tak pernah jadi masalah buatku, asal aku bisa menghasilkan dengan keringatku sendiri.
Hal yang paling aku cemaskan akhir-akhir ini hanyalah bagaimana caranya aku bisa membayar uang kuliahku sampai aku lulus dan di wisuda, hanya itu.......
Orang yang dulu menjanjikanku dan bilang sanggup untuk bertanggungjawab atasku(untuk kuliahku) karena ibu kandung ku telah tiada, kini entahh........
Seseorang yang mendampinginya dulu baik tanpa pamrih, kini entah................


Aku hanya tak paham, kenapa kata itu sampai terucap, sampai terucap berulang kali, padahal aku telah melakukan seperti apa yang mereka mau, aku tak pernah mengerti kenapa dalam keluarga harus ada kata-kata yang bertindak untuk menyakitkan hati dan perasaan, sampai membuat orang menangis, entahlah...