Selasa, 07 Februari 2017

"LUKA"



Separuh jiwaku dan separuh pikiranku yang masih saja terbayang-bayang oleh sosoknya. Dia yang telah memasuki kehidupanku dan mengetahui semua seluk belukku dan keluargaku dan baik buruknya aku selama lebih dari tiga tahun, dia yang telah mencoba meyakinkan dan mengiringi langkahku dari jatuh bangunnya aku, susah sedihnya aku. 

Namun siapa sangka, bahwa apa yang telah dia lakukan padaku adalah sebuah kamuflase dan tipu daya meskipun aku belum menguak semua bukti itu menjadi sebuah foto ataupun aku melihat dengan mata ku sendiri kejadian itu karena terbatasnya aku. Namun, aku bukanlah wanita yang bodoh yang tidak tahu apa-apa dan bisa terus saja dia bohongi selamanya. Kini, apa yang telah aku perjuangkan demi kehidupan kami untuk masa depan, dengan begitu mudahnya dia nodai, dengan begitu teganya dia menorehkan luka di hatiku yang sepenuhnya aku berikan dan percayakan kepadanya. Masih saja aku tidak menyangka, kenapa dia begitu tega melakukannya jika dia mencintaiku? Kenapa dia tega melakukannya setelah kami resmi bertunangan? Sebegitukah parahnya tindakan dan pikirannya yang seperti seolah dia masih anak-anak? Oh begitu pahitnya, begitu lukanya hati ini. 

Namun, semua itu sudahlah berlalu. Aku, harus tetap tegar dan ikhlas serta menahan malu. Ini sudahlah pilihanku, keputusanku, keputusan keluargaku untuk mengakhiri semuanya, meskipun dalam perjalanan hidupku, tidak lah mudah menghapus semua kenangan-kenangan indah dan pahitku bersamanya. Dan aku yakin, pasti setiap keputusan memiliki resiko. Namun, pasti setiap pilihan itu adalah yang ku upayakan terbaik untuk hidupku yang lebih baik. Untuk dia yang disana, maafkan keputusan ini, sudah terlalu lama batin ini sesungguhnya kau buat diam dan terluka tanpa aku merasakan kebahagiaan dicintai sepenuhnya. 

1 komentar: