Kamis, 19 Desember 2013

LDR ( Love Different Religion )




Cinta, siapa yang bisa tahu dan menebak kapan datangnya rasa itu.
Kali ini aku takut akan datangnya rasa cinta karena aku tau siapa yang saat ini mulai aku cintai perlahan. Ada perbedaan terkait keyakinan kami. Aku khawatir  jika aku memutuskan untuk melangkah lebih jauh, maka aku akan terjebak dalam masalah yang rumit antara perasaan dan kepercayaan kita masing-masing. Memang, ada beberapa teman yang menjalani kisah cinta seperti ini, hubungan mereka biasa, normal, sewajarnya anak muda yang sedang berpacaran. Tapi terkadang aku juga mikir, jika mereka sudah benar-benar saling mencintai dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, lalu bagaimana solusinya? Haruskah salah satu di antara mereka mengubah keyakinan mereka? Aku pikir ini kurang fair. Karena keyakinan adalah hak dari masing-masing manusia bukan karena tuntutan permasalahan yang sedang di hadapi.
Salah satu temanku yang mempunyai kisah seperti ini, sebut saja UL, dia ( Islam ) sudah sejak SMP menjalin hubungan dengan pacarnya ( Katolik )sampai sekarang di bangku kuliah. Aku sempat terkagum akan kelanggengan mereka berdua dalam menjalin kisah asmara di atas perbedaan keyakinan. Suatu hari aku pernah bertanya kepada UL, “UL, pacaran beda agama sih gimana?enak tidak?orangtuamu bagaimana , apakah mereka tahu dan merestui kalian? Lalu kalau lagi jalan apakah pernah kalian share tentang agama kalian masing-masing?” tanyaku saat itu yang kepo :D .
“Ya biasa kaya pacaran biasa kok An, malah kita jadi lebih bisa menghormati dan menghargai perbedaan itu, misalnya pas dia rayain natal, aku ucapin dan ikut gabung di lingkup keluarganya sekedar untuk makan bareng, demikian pula sama dia, pas lagi lebaran dia pun ngucapin dan blg mhn maaf lahir dan batin sama aku dan keluarga, dia juga ikut gabung makan bareng sama keluargaku. Masalah orangtua merestui atau tidaknya, mereka merestui aja karena kita masih sebatas pacaran, tapi entah lah aku juga tidak tahu bagaimana nanti kalau kita pengen nikah, aku juga bingung An mau dibawa kemana hubungan ini, tapi ya aku jalani aja karena aku sayang banget sama dia, besok juga pasti dibukakan jalan-Nya. Pikir belakang An,hehe. Kalo jalan, kita jarang kok share tentang agama kita, ya paling pacarku Cuma nanya udah sholat blm gt. “ jawab UL sambil senyum-senyum.
Di benakku saat itu, loh emang boleh ya ikutan rayain gitu? Soalnya seingetku pas aku belajar agama gak boleh kaya gitu, paling tidak cukup ucapin aja, dan karena aku pernah liat film cinta terkait perbedaan agama, yang saat itu intinya cinta beda agama mengkhianati Tuhannya, aku jadi ngeri kalau-kalau sampai aku ngalamin hal yang serupa sama UL, tapi kenyataannya memang sekarang aku mengalaminya, walaupun aku belum benar-benar memutuskannya untuk melangkah atau tidak, namun aku sangat dilema terkait ini, so aku memutuskan untuk mencari sumber-sumber bacaan yang banyak terlebih dulu, akan aku pelajari sebelum aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya. Maaf, karena aku membuatmu menunggu.
Cinta, haruskah ter-diskriminasi karena perbedaan agama?
Iya, memang kenyataanya seperti itu di Indonesia. Cinta itu seharusnya hubungan antara satu dengan satu yang lainnya, bukan satu dengan banyak yang lainnya kan? Tapi di Indonesia berlaku kalau cinta itu hubungan satu dengan banyak yang lainnya, maksudnya dalam cinta ada campur tangan orang lain atau aturan-aturan. Sebenarnya, aku mulai berpikiran seperti ini sejak aku mengalami sendiri jatuh cinta dengan sesosok pria yang berbeda agama, dan saat aku merasakan ada rasa yang lebih untuknya, aku mulai membaca artikel-artikel tentang opini cinta beda agama dan pengertian cinta itu sendiri. Sebelumnya aku memang berpikir bahwa cinta beda agama itu tidak boleh karena mengkhianati Tuhan. Tapi setelah aku membaca, aku jadi berpikir lebih obyektif ( ya gitu deh manfaatnnya membaca, mengubah pikiran/mindset :p hehe ). Sulit untuk menyatukan cinta beda agama di negaraku, karena hal ini di atur dalam Undang-undang serta dalam agama pun melarangnya. Oke, stop, kayaknya ini terlalu berat T__T . Gini aja mikirnya, ini kan baru pacaran belum nikah, ga ada aturan UU-nya, ga bakal ditilang ato di tangkep polisi kok (haha). Kalo soal dosa ato tidaknya aku ga tau, karena belum nemu ayat yang menuturkan adanya larangan pacaran beda agama, tapi kalo pacaran emang dilarang. Tapi………mana ada sih jaman sekarang anak muda gak pacaran -___- .  Okeee,, Let’s make it simple aja ya, berperan sebagai anak muda yang normal seperti wajarnya.
Semua berawal dari ocehan-ocehan temen-temen kampus yang terlalu bocor dan girang banget kalo liat temennya jadi bahan obrolan (unek-unekan). Dari semester 1 sampai semester 3 selalu saja aku yang kena gossip deket sama cowok. Semester 1 aku bisa control perasaan karena memang masih cinta banget dan ngarepin mantan balikan lagi ( ehhhh :p ), lagipula saat itu aku hanya menganggap sebuah lelucon yang bisa bikin temen-temenku ketawa. Emang sih sempet deket, tapi….. ya biasa kayaknya Cuma dideketin doing mau di PHP-in gitu deh, hahaha. Tapi di semester 3 , ternyata aku gak bisa control perasaan dan terbawa ocehan mereka. Aku tidak pernah menyangka dan membayangkan akan berada di posisi seperti ini sebelumnya, aku terpojok akan perasaanku sendiri, aku bingung, aku dilemma, aku gatau harus berbuat apa, aku hanya bisa diam memendamnya walaupun mungkin akan Nampak dalam tingkah dan perbuatanku.
Entah tepatnya kapan aku bisa mengenalnya, tapi yang jelas aku cukup sering melihatnya dan tau dia sejak semester 1, tapi tak pernah berkomunikasi karena memang saat itu posisi masih jadi mahasiswa baru dan beda kelas pula. Biasa aja sih liat dia, saat itu lho, sekarang sih udah beda, malahan kangen kalo belum liat dia senyum sama aku,hahahaha. Sepertinya kalau tidak salah aku mulai benar-benar mengenal dia, maksudnya udah ngobrol langsung sama dia itu waktu semester 2, waktu maen bareng temen-temen ke pantai Ngrenehan dan Ngobaran GunungKidul. Tapi gatau juga kenapa dia bisa ikut, masalahnya yang ngadain anak kelasku. Ya pokoknya gitu deh awalnya mulai jadi gossip baru lagi aku deket sama cowok.
Lamaaaa banget aku denger gossip kalo dianya suka aku ( ciee GR, padahal gatau bener apa gak, anggep aja bener,wong sampe mencuat gossip kaya gt,haha), tapi aku Cuma nganggap biasa saat itu masalahnya aku juga udah pernah dapet gossip kaya beginian, paling-paling juga Cuma buat sensasi, tapi ya udah wajarlah kalo cewek manis dan humble banyak disukai itu :p wahahaha dasar aku ini gak pernah ilang PD bangetnya banggain diri, Hah ! Nah, lambat laun gak tau kenapa bisa di semester 3 KRS kita banyak jadwal yang sama dan saat itulah gejolak asmara dimulai ( gejolak asmara? Bahasanya lebay :D ).
Awalnya semua dapat terkondisikan, masalah perasaan walaupun kami sering satu kelas, tapi oh ternyata, ocehan temenku menjadi semakin addict dan membuatku benar-benar luluh dan termakan omongan itu, mungkin demikian pula dengannya, tapi aku tak pernah tau apa perasaan dia saat kami menjadi bahan ocehan mereka.
Dimulai dari seringnya kita sms-an, tiap hari ketemu, satu kelompok, tiap hari nongkrong bareng di kantin mbak Parmi ( samping kampus tercinta ), dan karena lama-lama sms-an kita yang suka panggil “sayang”, dan kadang suka berbagi cerita yang meminta saran dan pendapat , dan terakhir karena kami menghadiri seminar bareng ber-2 di UNY saat itu, akhirnya aku pun ga bisa control dan mengkondisikan perasaan ini, dan parahnya aku membiarkannya tumbuh hari demi hari, dan inilah yang terjaadi, Love Different Religion.

Sebelas Desember 2013 ( 11-12-13 ).
Dimana dia mengajakku untuk membuat suatu hubungan, jadian,
Jangan tanya soal bagaimana perasaan, bagaimana rasanya,
Yang jelas hati dan perasaan mulai berkoneksi dan berkomunikasi,
Pikiran mulai kisruh, tingkah jadi aneh, suka senyum-senyum sendiri,
Cinta, bikin gila secara perlahan tanpa disadari,
Ya begitulah… sensasi tersendiri jika mengalami keadaan yang namanya jatuh cinta, fall in love

Aku tanya dia, sebelumnya hanya ingin mengetahui apakah kode itu maksudnya sama seperti yang aku pikirkan, ternyata benar saja, dari sms dia yang bilang, “eh hari ini tanggalnya bagus lho” ….. aku langsung iseng aja jawab dan tanya aja ke dia, “iya bagus, mau bikin peringatan?” ….. Tau-tau di balesnya langsung, “iya, yuk jadian”. Kaget sama ketawa aku yang baca saat itu, “hah iki tenanan ‘manis’ ( nama disamarkan :p ) ngajakin aku jadian, tapi sayang e mosok gur sms ra wani ngomong langsung” kataku dalam bahasa Jawa, Indonesianya, “ hah ini beneran ‘manis’ ngajakin aku jadian, tapi sayangnya Cuma lewat sms ga berani ngomong langsung” . Aku belum bisa menjawab saat itu,karena ku piker, hey ini kita udah jadi mahasiswa bukan lagi anak sekolah, masa iya jadian lewat sms, kayaknya kurang memperlihatkan kesungguhan, aku ingin dia bilang langsung, walaupun aku juga ga tau bagaimana harus menjawabnya agar semua baik untuk kita berdua, tapi yang jelas aku memang suka dia, khususnya karena senyumannya itu ;) , aku mulai sayang dia, aku mulai sering merindukannya.
Sekarang, jujur aku dilemma dalam mengambil keputusan dan menjawabnya, aku ingin bilang iya kita jadian tapi aku gatau apa yang harus dilakukan jika keyakinan kami berbeda, memang tak apa jika nantinya hubungan ini sebatas pacaran, tapi…. Aku tipe orang yang ketika jatuh cinta, aku akan menyayanginya sepenuhnya dan begitu addicted to him, tipe setia dan menginginkan hubungan itu nantinya akan dibawa ke jenjang lebih lanjut. Kekhawatiranku disini, ketika aku ga bisa mengontrol perasaanku, terlalu menyayanginya, terlalu menginginkannya, tp  kemudian nanti akan terpisah karena perbedaan keyakinan, aku ga bisa membayangkan betapa sakitnya. ( maklum sering sakit hati T__T , berasa trauma ). Aku begitu memikirkannya.
Dari hari ke hari kita semakin deket semenjak dia bilang itu ke aku, dan entah kenapa aku juga jadi berasa ke pellet pengennya tiap hari ketemu dan bisa deket sama dia, hehe. Seneng rasanya kalo bisa liat dia tiap hari tersenyum kepadaku, duduk bareng, ngobrol2, kurang lebih begitu, hehe. Tau gak, berasa nostalgia ke jaman SMA dulu, jatuh cinta lagi dengan temen 1 sekolah, sekarang sih kampus :D . Jadi semangat banget kuliah, belajarnya, dandan cantik wangi keren rapi, ya biar bisa mempesona tiap hari kalo ketemua dia, wkwkwkwk. Sensasi jatuh cinta, syalalalatralalalala. Hihihihi.
Back to the problem and what solution I have to do to solve the problem? I’m still thinking it. Would you please give me solutions, please?
AKu pun tidak ingin terlalu lama menggantungkannya, ya walaupun dia bilang apapun jawabannya asal dia bisa deket sama aku, dia udah seneng. Tapi….. apakah ini maksdunya hubungan tanpa status? Dan aku berarti tidak mempunyai hak cemburu? Sepertinya akan menyakitkan jika seperti itu. Ku pikir.

Aku biarkan rasa ini mengikuti apa yang aku rasakan
Tapi aku tak tahu apakah ini benar adanya
Dan apakah dosa mengikutinya
Tapi aku hanya mengalami rasa cinta terhadap makhluk-Mu
Bukan perbuatan yang hina di mata-Mu
Aku menyanginya Tuhan,
aku ingin menjaganya dan sekedar membuat dia bahagia,
serta membuatnya mempunyai semangat hidup yang membara
Jika ini salah, Tuhan ampunilah aku,
Dan tunjukkan jalan mana yang benar.

Iya, aku senang berada di dekatnya, jantungku nyata berdetak lebih cepat ketika bertemu dengannya, seperti aku mengalami jatuh cinta kepada mantanku dulu yang sangat aku sayangi, tapi kini tidak lagi. Dan dia bisa membuatku merasakannya lagi. Terimakasih membuat hari-hariku kembali dipenuhi warna. Semoga dia sabar untuk menunggu jawabnya, tapi setidaknya aku sudah memberitahunya isi hatiku. Ku harap itu cukup jika aku tak mampu memutuskan pertanyaannya (11.12.13). Namun jika dia telah lelah dan menemukan sesorang yang seagama dengannya, sebelum aku bisa memutuskan jawaban apa untuk pertanyaannya, aku akan meng-ikhlaskan dia mulai menjauh dariku. Ya, dan aku harap itu tidaklah menyakitkan untukku J.

Perbedaan bukan menjadi pembatas kita untuk saling beradu argument siapa yang benar/salah, siapa yang kuat/lemah, perbedaan bukan menjadi pembatas kita untuk bersatu, perbedaan menjadikan kita pribadi saling menghargai dan menghormati, perbedaan itu indah adanya karena kita akan dapat belajar lebih banyak hal. Tidak semua hal berbeda, pasti di dalam perbedaan itu ada persamaan yang akan memberi kekuatan satu sama lain untuk mempertahankan apa yang ke-2nya ingin capai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar